Beranda | Artikel
Fadhilah Hubungan Baik Dengan Tetangga
Senin, 22 Januari 2024

FADHILAH PERGAULAN BAIK

Fadhilah mencari rezeki untuk para janda dan orang miskin.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال النبي- صلى الله عليه وسلم-: «السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ كَالمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ الله، أَوِ القَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ». متفق عليه

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang mencari rejeki untuk para janda dan orang miskin seperti orang yang berjihad fisabilillah, atau orang yang tahajud sepenuh malam, berpuasa di siang hari “. Muttafaq ‘alaih. [1]

Fadhilah Mendidik Anak Perempuan.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَومَ القِيَامَةِ أَنَا وَهُوَكهاتين» وَضَمَّ أَصَابِعَهُ. أخرجه مسلم.

Dari Anas Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ia bersabda: ” Siapa yang memberi nafkah dua anak wanita hingga berumur baligh, dia akan datang di hari kiamat, aku dan dia seperti ini (Beliau merapatkan jemarinya)”. HR. Muslim.[2]

Fadhilah Hubungan Baik dengan Tetangga.
Allah Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ [النساء/36].

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh” [An Nisaa/4: 36]

Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عن عائشة رضي الله عنها عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوْصِينِي بِالجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ». متفق عليه

Dari `Aisyah Radhiyallahu anha, mereka berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Jibril selalu berpesan kepadaku terhadap tetangga hingga aku menduga bahwa tetangga akan berhak mendapat warisan”. Muttafaq ’alaih. [3]

Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

عن أبي شريح رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «وَالله لا يُؤْمِنُ، وَالله لا يُؤْمِنُ، وَالله لا يُؤْمِنُ» قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «الَّذِي لا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ». أخرجه البخاري

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Allah belumlah beriman, demi Allah belumlah beriman”, ada yang berkata: “Siapa wahai Rasulullah ?”, ia bersabda: “Yang tidak merasa tenang tetangganya dari gangguannya”. H.R. Bukhari.[4]

Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ، أَوْ قَاَل لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ». متفق عليه

Dari Anas Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ia bersabda: “tidak sempurna iman seorang diantara kalian, hingga ia mencintai untuk saudaranya ( dalam riwayat lain tetangganya ) apa yang ia cintai untuk dirinya.” Muttafaq ’alaih.[5]

Fadhilah menyayangi sesama.

عن جرير بن عبد الله رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «لا يَرْحَمُ اللهُ مَنْ لا يَرْحَمُ النَّاسَ». متفق عليه

Dari Jarir bin Abdullah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang tidak menyangi  manusia, maka Allah tidak akan menyanginya.” Muttafaq ’alaih.[6]

Fadhilah berbuat baik kepada kerabat yang bukan muslim selama mereka tidak mengganggu umat Islam.
Allah Subhnahu wa Ta’ala berfirman:

قال الله تعالى: لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ  [الممتحنة/8]

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil“. [Al Mumtahanah/47: 8] .

Hadist Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عن أسماء بنت أبي بكر رضي الله عنهما قالت: قَدِمَتْ عَليَّ أُمِّي وَهِيَ مُشْرِكَةٌ فِي عَهْدِ رَسُولِ الله- صلى الله عليه وسلم- فَاسْتَفْتَيْتُ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- قُلْتُ: إنَّ أُمِّي قَدِمَتْ وَهِيَ رَاغِبَةٌ، أَفَأَصِلُ أُمِّي؟ قَالَ: «نَعْم، صِلِي أُمَّكِ». متفق عليه

Dari Asma` binti Abu Bakar Shidiq Radhiyallahu anhu, ia berkata : “Ibuku mendatangiku sementara dia masih musyrik pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku bertanya kepada Rasulullah dan berkata: “Ibuku mendatangiku dan dia mengharapkan sesuatu, apakah aku boleh menyambung ikatan kekeluargaan dengan ibuku?”, beliau bersabda: “Ya, sambunglah ikatan kekeluargaan dengan ibumu”. Muttafaq ’alaih.[7]

Fadhilah menyayangi dan mengayomi umat Islam.

عن النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «تَرَى المؤْمِنِينَ فَي تَرَاحُمِهِمْ، وَتَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الجَسَدِ إذَا اشْتَكَى عُضْواً تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى». متفق عليه

Dari Nu`man bin Basyir  Radhiyallahu anhuma Ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam saling cinta, kasih sayang, dan solidaritas diantara mereka, seperti satu tubuh, bila salah satu anggota tubuh merasa sakit, seluruh bagian tubuh ikut merasakan tidak bisa tidur dan meriang .” Muttafaq ’alaih.[8]

Fadhilah berakhlak baik terhadap wanita dan pembantu.

[Disalin dariمختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote

[1] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5353, ini adalah lafadznya  dan  Muslim no hadist: 2982.
[2] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 2631.
[3] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6014, ini adalah lafadznya dan  Muslim no hadist: 2624.
[4] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 6016.
[5] Muttafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 13 dan  Muslim no hadist: 45, ini adalah lafadznya
[6] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :13 dan  Muslim no hadist: 45.
[7] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :2620 dan  Muslim no hadist: 1003.
[8] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :6011 dan  Muslim no hadist: 2586.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/96592-fadhilah-hubungan-baik-dengan-tetangga.html